1. Fase Penantian (Keluaran 16 : 1 – 3)
Janji Tuhan untuk bangsa Israel adalah masuk ke dalam Tanah Perjanjian yang penuh dengan susu dan madu. Sering kali kondisi kenyataannya adalah dalam padang gurun pada fase penantian ini. Sebagai contoh ada seorang yang mempunyai visi menjadi donatur, kenyataannya untuk biaya hidup mepet dan untuk memperoleh sebuah barang harus nyicil.
Banyak orang yang gugur dalam fase penantian ini, kesalahannya adalah bersungut – sungut, curiga kepada Hamba Tuhan.
Sebelum pergi Ke Belanda, saya mendapatkan janji Tuhan bahwa hidup saya akan menjadi tanda ajaib, ada persekutuan yang dibuka. Kenyataannya dalam satu tahun pertama ketika saya ada di Belanda, tidak ada persekutuan yang dibuka, gereja tidak penuh dengan Roh Kudus, kehidupan saya sempat mengalami kehilangan iman. Tahun ke dua Tuhan berurusan dengan saya, Tuhan banyak bentuk hidup saya baru tahun ke 3 Tuhan buat sesuatu, ada persekutuan yang dibuka dan mengalami hal yang luar biasa.
2. Fase Naik
Pada fase ini Tuhan mulai bukakan pintu, Tuhan buat kebaikan dalam hidup kita. Daud ketika dia diurapi oleh Samuel, Daud masih tetap menggembalakan domba di padang rumput, ketika ia menjadi gembala domba, tiba – tiba Daud menjadi pahlawan Israel, dia mengalahkan Goliat. Dalam Fase mendaki ini tidaklah mudah. Mendaki membutuhkan perjalanan panjang.
Pada Fase ini semua sifat kita kelihatan, pada saat ini kita sudah mulai naik kepada panggilan Tuhan. Pada fase naik ini ada beberapa orang yang ngomel ketika kita mulai mendaki dan naik.
I Samuel 18 : 6 – 30 Daud pikir ketika ia mengalahkan goliat, ia merasa ia akan dekat dengan Raja Saul tetapi kenyataannya Saul membenci Daud.
1 Samuel 18 : 17 – 19 Kehidupan Daud tiba – tiba penuh intrik. Daud mulai di benci dan orang lain menjadi iri sama Daud. Tombak hampir mengenai Daud. Raja Saul berpikir ini adalah perang Tuhan dan Daud akan mati di tangan dia.
Banyak hal yang terjadi dalam fase ini yaitu penipuan, iri hati, ngomongin orang lain, menyingkirkan orang lain, depak mendepak. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan. Fokus melayani tanpa pamrih sampai garis akhir. Mendaki itu melelahkan.
3. Fase Puncak.
Kita mengalami fase puncak itu tidak hanya satu. Fase puncak itu banyak. Dalam Dunia Sekuler fase puncak tidak hanya menjadi manajer. Fase puncak seorang hamba Tuhan puncak itu bukan berarti punya 3000 jemaat. Mahasiswa lulu itu bukan fase puncak. Puncak kita itu banyak. Puncak adalah masa mendatar.
Penglihatan : ada banyak orang sedang mendaki gunung, ketika orang – orang itu sampai ke tempat datar, banyak orang yang senang dan mau tinggal disitu karena melihat bunga – bunga yang indah, pemandangan yang indah, mereka tidak mau diajak untuk mendaki ke sebuah puncak. Masalahnya adalah kenyamanan, seorang yang sudah merasa nyaman ia tidak mau naik lagi.
Fase puncak ini ada fasilitas – fasilitas yang membuat kita nyaman. Duit banyak membuat kita nyaman, kita punya banyak keinginan, kita tidak menjadi bendahara yang jujur,
Jika kita melihat anak orang yang tidak mampu, umur 6 tahun ia sudah bisa menjaga adiknya dan menyediakan setiap kebutuhannya sendiri. Ia tidak dilayani oleh orang tuanya sedangkan anak orang kaya umur yang sama dia masih minta dilayani oleh pembantunya.
II Samuel 11 : 1 – 3 Ketika musim perang, Daud malah santai dan duduk diatas sotoh rumahnya. Di fase puncak ini kita harus mewaspadai mental bos, malas karena fasilitas yang kita terima.
Kita melihat contoh Tuhan Yesus ketika ia memecahkan 5 roti dan 2 Ikan ia menghargai hasilnya, sisanya ia kumpulkan dan ia tidak membuangnya. Yesus tahu harus efisien dan tidak membuang – buang yang ada. Dia menghargai fasilitas.
Hati – hati kalau kerohanianmu tertidur, Iblis sodorkan yang lain : Dunia, harta, tahta, pria atau wanita. Kesombongan kita melihat contoh Raja Uzia, Hizkia, Nebukadnezar.
Pada masa – masa puncak ini ada masa – masa turun, kalau kita tidak turun kerohanian kita akan turun.
I Samuel 30 : 6, 10 Daud sudah berada di negeri Filistin, ia sudah punya kota sendiri, pasukan sendiri. Jangan kaget ketika sudah ada dipuncak tiba – tiba Tuhan guncangkan dan dijepit. Ini adalah masa – masa diperkuat.
Ev. Iin Tjipto Wenas
No comments:
Post a Comment