Thursday, December 30, 2010
Kerendahan Hati, Tangga Menuju Kemuliaan
Jika Anda pernah berkebun, maka Anda pasti pernah melihat tumpukan hitam kecoklatan yang ada di atas tanah yang kita sebut humus. Kata humus ini berasal dari bahasa latin tanpa ada perubahaan ejaan yang artinya “bumi.” Sesuai dengan asal usul kata tersebut, kerendahan hati (humility) artinya “diatas tanah”. Kerendahan hati sejati akan membuat Anda rela merendahkan diri dari posisi kesombongan ke posisi rebah di atas tanah sebagai bukti penundukan diri Anda kepada Allah yang berkuasa.
Untuk mendapatkan karakter ini, manusia harus menjalani sebuah proses pemurnian. Anda bisa memulai dari kerelaan hati, dan mulai melepaskan semua ego Anda dan mempersembahkannya di mesbah Tuhan, atau sebaliknya. Jika Anda mempertahankan ego Anda, maka proses menyakitkan dimana Anda akan diremukkan hingga Anda menyerah dan rebah di atas tanah serta mengakui kedaulatan Tuhan.
Anda dapat menjatuhkan diri ke atas mesbah Tuhan dan mengijinkan diri Anda untuk diremukkan, atau Anda tetap berdiri dan batu itu akan jatuh menimpa Anda dan menghancurkan kesombongan Anda. Keremukan hati merupakan sebuah proses menuju kerendahan hati ini. Mengapa? Dr. Alan Nelson pernah menuliskan dalam bukunya Embracing Brokenness, “Jiwa manusia itu seperti seekor kuda jantan liar dengan energi tanpa batas. Kadang-kadang itu mulia dan penuh kuasa, namun pada saat-saat yang lain menjadi keras dan berbahaya. Terlepas dari potensinya, jiwa yang liar memiliki kapasitas yang terbatas untuk maksud-maksud yang konstruktif. Seperti halnya kuda liar tidak dapat dinaiki untuk bersenang-senang atau digunakan untuk menggembalakan ternak, roh seseorang yang belum diremukkan terbatas hanya pada keindahan potensi produktivitasnya. Jiwa yang tidak remuk membatasi pekerjaan Allah dalam hidup seseorang.”
Yesus mengajarkan kita untuk berdoa “kerajaan-Mu datanglah,” bukan “kerajaan-ku datanglah.” Kita harus rela melakukan apa yang Allah kehendaki, karena kehidupan ini adalah tentang kerajaan-Nya, bukan kerajaan kita. Jika Anda datang kepada Allah dengan remuk hati dan merendahkan diri, Amsal 22:4 berkata, “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
Hidup dalam kerendahan hati akan mendatangkan kepuasan yang sejati dan berkat yang luar biasa. Karena ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan menemukan kembali tempat kita di dalam Kristus, kita diberi kesempatan untuk melihat Kerajaan Allah diperluas di bumi ini.
Disadur dari: Dibangunkan Terhadap Takdir; Terry Crist;Immanuel Publishing
Labels:
My God and King
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment